Loading...

Pada suatu malam si nenek bermimpi di datangi oleh sesosok makhluk yang tinggi dan wajah bercahaya sehingga si nenek tidak dapat memandangnya karena silau. Sosok tersebut berkata kepada si nenek agar si nenek dan kekek ini segera berbuat amal kebaikan karena waktu mereka sudah hampir habis. Dengan kaget nya nenek itu pun terbangun dan menangis tersedu-sedu sehingga membuta si kakek terbangun dan bertanaya kepada si nenenk tentang hal apa yang sudah membuta nya terbangun dan menangis seperti itu. Nenek pun menceritakan mimpinya itu kepada sang kakek. Keesokan paginya nenek dan kakek ini bergegas untuk pergi ke sebuah desa yang mana di desa tersebut terdapat pondok pesantren. Setelah nenek dan kakek ini sampai di pondok pesantren tersebut lalu mereka bertemu dengan kiyai sekaligus pendiri dari pondok pesantren tersebut.
Kakek dan nenek ini menceritakan mimpi nya kepada sang kiyai, dan meminta izin kepada kiyai bahwa mereka datang ingin ikut belajar di pondok pesantren tersebut. Dengan halus nya pak kiyai tersebut menjawab pertanyaan kakek dan nenek itu.
Loading...
Setelah mengetahui bahwa mereka tidak dapat menimba ilmu di pondok pesantren tersebut karena faktor usia maka nenek kakek ini pun lantas bertanya kepada pak kiyai tersebut mengenai amalan yang dapat mereka lakukan setiap harinya. Sang kiyai pun berkata pada kakek dan nenek itu untuk membaca Basmallah pada setiap kali mereka ingin melakukan kegiatan apapun.
Kakek dan nenek itu pun menjalankan apa yang telah kiyai itu perintahkan, bahwa selama jalan pulang pun mereka selalu membaca Basmallah.
Hari demi hari berlalu. Hingga pada suatu hari warga desa dibuat bingung karena mereka mencium bau yang sangat wangi yang entah dari mana wangi tersebut berasal. Hingga akhirnya mereka menemukan bahwa wangi tersebut berasal dari rumah nenek dan kakek tersebut. Dan betapa terkerkejutnya mereka ketika melihat bahwa nenek dan kakek tersebut sudah tidak bernyawa dan jasadnya mengeluarkan wangi yang sangat sangat wangi yang belum pernah mereka cium. Lalu pak kiyai yang menyaksikan pun berkata dalam hatinya bahwa nenek kakek itu saja meninggal dalam keadaan jasadnya yang wangi hanya karena mengerjakan satu amalan, apa lagi aku yang banyak sekali mengerjakan amalan. Akhirnya warga desa pun menguburkan jasad nenek dan kakek tersebut.
Selang beberapa tahun pak kiyai pun meninggal, tetapi berbeda dengan yang di alami oleh kakek dan nenek, jasad kiyai ini mengeluarkan bau yang busuk bahkan membuta orang enggan untuk mengurus jasadnya bahkan anak didik di pondoknya. Tetapi karena terpaksa dan takut dosa akhirnya jasad kiyai pun di makamkan oleh warga.
Dari cerita di atas dapat kita simpulkan bahwa, jika kita mengerjakan satu amalan apapun itu walaupun di mata orang lain kecil, tetapi jika kita mengerjakannya dengan ikhlas maka insya allah, allah akan membalasnya dengan pahala yang besar. Sebaliknya, walaupun kita banyak melakukan amalan baik tetapi dengan hati yang sombong dan bangga akan apa yang kita lakukan maka insya allah apa yang kita lakukan itu tidak akan mendapatkan apapun.